Saturday, August 22, 2009

AGAMA



Pastilah keluhuran itu milik jiwa yang bersih

Yang jauh dari jiwa itu kata dusta

Jiwa yang berilmu dan bertameng

Dengan agama, agama itu menjadi penopang kemuliaannya

Agama, jika tidak ada agama, pasti tidaklah putus

Bungkul-bungkul dari tali alam ini

(jika tidak ada agama, tentu kegelapan umat ini menjadi awet)

Dan takkan keraslah, kebengkokan urusan mereka

Tak dapatlah di luruskan kebengkokan mereka yang tangguh

Dan pastilah mereka tetap tingggal di Najed yang gelap

Dan pastilah mereka tetap tingggal di Tihanah yang jauh dari petunjuk



Agama yang benar itu, bagaikan lampu yang menerangi umat berjalan menuju ke arah kemajuan. Sedangkan mengamalkan ajaran-ajaran agama adalah petunjuk jalan untuk seluruh umat manusia.

Agama adalah ciptaan Allah, maka betapa janggal bagi akal sehat, jika sekiranya Allah memerintahkan kepada sekalian hambanya untuk melaksanakan sesuatu yang menyebabkan mereka lebih suka duduk berdiam diri, tidak berusaha melakukan amal baik, dan yang menghambat mereka mencapai kehidupan yang layak dan di ridhoi Allah SWT.


Kemajuan yang baik dan benar adalah inti utama dalam jiwa agama yang benar. Kalaupun tidak dapat dikatatan bahwa keduanya itu identik, maka keduanya merupakan saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu. Ayahnya adalah hak (kebenaran) dan ibunya adalah hakikat (kenyataan).

Tidak ada sesuatu yang dapat membahagiakan manusia, kecuali agama dan tidak ada sesuatu yang pun yang dapat mencelakakan mereka, kecuali mengabaikan agama atau berpegangan dengan bagian luar (kulit) agama dan meninggalkan inti ajarannya.

Agama ibarat pedang bermata dua (kedua sisinya sama-sama tajam). Apabila ada orang yang mengaku beagama, berusaha memperbaiki pengamalannya (mengamalkan dengan baik, menggunakannya sebagaimana mestinya), maka agama itu menjadi penolong dalam menghadapi segala kesulitan dan menjadi petunjuk jalan di kala dalam keadaan kebingungan (bagai orang yang tersesat di padang sahara) dan agama ibarat lentera yang bersinar di dalam kegelapan. Apabila orang yang beragama itu salah (tidak baik) dalam menjalankan ajarannya, maka akan membawa petaka (bahaya) bagi dirinya sendiri dan orang lain.



Orang yang menduga, bahwa agama Allah itu mengharuskan menjauhi dunia

Dan dia mengira berpaling darinya itu sangatlah berguna

Tapi, andaikata dia di datangkan seribu dirham

Segeralah melepas takwanya dan menceraikan kawara’ annya

Ia bukanlah orang yang zuhud sejati dan menjauhi harta dunia

Tetapi kesunggguhan (usaha) di anggapnya menghancurkan tulang

Sehingga ia takut berusaha(bekerja) yang bisa membuat kakinya berdarah

Ia hanya istirahat yang di anggapnya perlu di lakukan

Bukanlah di namakan zuhud di dunia seseorang

Yang berpakaian kasar dan suka pakaian tambalan

Sesungguhnya orang zuhud sejati hanyalah orang

Yang bisa menahan diri (dari hidup bersenag-senang) dan

enggan menjadi orang hina dina.

Janganlah engkau menduga bahwa agama sebagai sesuatu

yang di diktekan kemauan nafsu

Agama Allah tidak mengandung sesuatu bid’ah-bid’ah seperti itu

Agama adalah cahaya terang yang berkilau

Seluruh alam menjadi terang, tatkala agama memancarkan cahaya

Budi luhur itu memancar dari agama yang mengenyahkan

Kegelapan hingga terbitlah terang